22 juni 2014,
Kamu,
selalu hatiku penuh sesak saat aku berkunjung pada memori itu, langkahku
seperti akan melampaui batas kemampuanku untuk berkeliling lebih jauh, dalam
perjalanan suaramu samar-samar mengiringinya
membuatku bersemangat untuk mengitarinya selelah mungkin, iya..., aku mengunjungi kenangan-kenangan
kita dalam kotak di ujung persimpangan itu, ku balutkan selimut tebal untuk
mereka yang kita buat tempo hari, supaya mereka nyaman dalam mimpi-mimpi
indahnya, mimpi-mimpi indah kita.., yang tanpa kita sadari menarik diri dan
sekarang tak bertuan, namun aku tak pernah bosan menengok mereka untuk sekedar
memberikan kecupan selamat malam, aku masih akan terus seperti itu hingga
kenangan-kenangan itu terbangun dari mimpi-mimpi mereka kemudian meninggalkan
persimpangan itu dan entah kapan, atau mungkin tidak akan pernah..,
Iya...,
kamu pasti juga masih kamu seperti tempo hari bersamaku, kadang keadaan akan
menjadi sangat keterlaluan, seperti yang ia lakukan sekarang pada kita, ia
menghunuskan pedang tajam dan dengan sekali tebasan kita menanggung derita yang
tidak adil, meski kemudian ia menggantinya dengan memberikan tali yang rentan
terputus yang dulu aku ingat ia pernah memberikan yang paling tebal dan kuat
untuk kita dan kemudian ditebasnya, tali rentan putus ini ia berpesan untuk
kita agar menjaganya karena ia telah berjanji takkan menebasnya lagi, ujung
satunya ia berikan padaku, dan yang lain untuk kamu.., supaya kita jangan
terlalu keras menariknya.., supaya kita tidak menderita lagi.., supaya kita
lebih dewasa mungkin..,
Entah..,
kenapa ia sebijaksana ini sekarang.., dan
tali yang tipis ini aku sangat menyukainya, jaga talinya.., sebisa mungkin jangan
menariknya terlalu keras
Tetaplah
memandang dari jauh sepanjang tali ini, serta biarkan ujungnya menyatu untuk
ikatan yang abadi, tak kenal simpul apapun untuk bahagia itu, hanya kelembutan
setiap helai seratnya yang mungkin tetap satu untuk kekuatan tali itu,
4
you my best mine ever..,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar