Jumat, 12 Desember 2014

Terimakasih sahabatku..., 

12.12.2014/20:44


entah sudah berapa waktu yang kita habiskan bersama..., tapi kamu Irfa umaroh islamiyah sahabatku..., sahabat terbaikku..., 
yang tidak bosan mengingatkan aku dan kemalasanku, ajak aku mengenakan toga bersamamu dihari yang sama kelak..., :)
"jangan biarkan aku diam berpangku tangan"

ini persembahan dariku untukmu sahabat terkasihku..., terimakasih tidak bosan mengingatkan aku..., mendengar keluhku..., mendengar cerita demi cerita yang terurai panjang lebar yang hampir setiap hari tanpa rangkuman..., 
hingga kamu tau bagaimana aku..., 
kuharap...., kita tetap seperti ini sampai akhir..., jangan lupakan aku untuk kelak kita dititik pisah :) 

terimakasih sahabat..., 

nanti foto yang pake toga juga aku share disini..., :)









Senin, 23 Juni 2014

Hadiah Malam Ini



22 juni 2014
Hadiah malam ini..,

aku mengutus penari-penari terlatihku menghiburmu lagi beberapa menit yang lalu.., kemudian kau hadiahkan suaramu, tawamu, tawa yang lama tak berkunjung, tawamu masihlah tawamu tempo hari bersamaku..., 
hadiah itu memburu pikiranku, hatiku, dan entah.., aku benar-benar tak bisa membenamkan simpul bibirku mungkin hingga malam benar-benar menimangku nanti, 
jika nanti kita bertemu aku akan mengajakmu mengunjungi kotak di ujung persimpangan itu.., mengajakmu menziarahi semua kenangan yang sedang lelap dalam rengkuhan mimpi-mimpi indah mereka..,

malam ini aku ingin segera terlelap..,
sampai bertemu di persimpangan 

my best mine ever

Sajak Kemarin Malam



Sajak kemarin malam...,
22 juni 2014


Entah...,
Aku seakan duduk di sudut kamar di masa lalu yang bising dengan canda dari terali suci itu, bila aku membuka sajak kemarin malam, yang kamu hiasi dengan deret huruf kecil terlatih dengan tarian yang cantik lahir dari jemarimu itu.., jemari yang aku rindukan genggamannya, senyum simpul yang terbit simetris darimu saat kamu membalasnya.., irama degup jantungmu, plot demi plot nafasmu saat itu, aku jadi rindu berada disampingmu.., aku pasti takkan sanggup membenamkan senyumku kembali jika aku bisa melihatmu saat itu, saat sajakku menari-nari diantara binar mata indahmu, saat sajakku menggandeng tanganmu dan mengajakmu menari bersama, saat sajakku menyatu dalam irama degup degup jantungmu yang melenakan mereka semakin tenggelam dalam tariannya..,
Ditulis dengan senyum manis yang seakan permanen...,  J

Seutas Tali Untuk Aliya dan Kamu



22 juni 2014,

Kamu, selalu hatiku penuh sesak saat aku berkunjung pada memori itu, langkahku seperti akan melampaui batas kemampuanku untuk berkeliling lebih jauh, dalam perjalanan  suaramu samar-samar mengiringinya membuatku bersemangat untuk mengitarinya selelah mungkin,  iya..., aku mengunjungi kenangan-kenangan kita dalam kotak di ujung persimpangan itu, ku balutkan selimut tebal untuk mereka yang kita buat tempo hari, supaya mereka nyaman dalam mimpi-mimpi indahnya, mimpi-mimpi indah kita.., yang tanpa kita sadari menarik diri dan sekarang tak bertuan, namun aku tak pernah bosan menengok mereka untuk sekedar memberikan kecupan selamat malam, aku masih akan terus seperti itu hingga kenangan-kenangan itu terbangun dari mimpi-mimpi mereka kemudian meninggalkan persimpangan itu dan entah kapan, atau mungkin tidak akan pernah..,
Iya..., kamu pasti juga masih kamu seperti tempo hari bersamaku, kadang keadaan akan menjadi sangat keterlaluan, seperti yang ia lakukan sekarang pada kita, ia menghunuskan pedang tajam dan dengan sekali tebasan kita menanggung derita yang tidak adil, meski kemudian ia menggantinya dengan memberikan tali yang rentan terputus yang dulu aku ingat ia pernah memberikan yang paling tebal dan kuat untuk kita dan kemudian ditebasnya, tali rentan putus ini ia berpesan untuk kita agar menjaganya karena ia telah berjanji takkan menebasnya lagi, ujung satunya ia berikan padaku, dan yang lain untuk kamu.., supaya kita jangan terlalu keras menariknya.., supaya kita tidak menderita lagi.., supaya kita lebih dewasa mungkin..,
Entah..,
kenapa ia sebijaksana ini sekarang.., dan tali yang tipis ini aku sangat menyukainya, jaga talinya.., sebisa mungkin jangan menariknya terlalu keras
Tetaplah memandang dari jauh sepanjang tali ini, serta biarkan ujungnya menyatu untuk ikatan yang abadi, tak kenal simpul apapun untuk bahagia itu, hanya kelembutan setiap helai seratnya yang mungkin tetap satu untuk kekuatan tali itu,
4 you my best mine ever..,